English French German Spain Italian Dutch

Portuguese Russian Chinese Simplified Japanese Korean Arabic
Translate Widget by Google
Welcome to GIRI MAHENDRA Blog
« »
« »
« »
Get this widget

MY PHOTO

About Me


Loading...

Komunitas FB

Rabu, 28 Maret 2012

Pendekatan-pendekatan Tradisional dalam Formulasi Teori Akuntansi

Setelah mengetahui bagaimana akuntansi berkembang dalam sejarahnya informasi yang didapat bias menjadi tolok ukur dalam mengembangkan akuntansi menjadai berbagai macam perspektif yang bias dilihat melalui penalaran beberapa ahli sehingga menjadikannya sebagai salah satu teori yang didukung oleh alat yaitu pendekatan tradisional maupun regulatori yang mempunyai sifat khas yang membedakan keduannya.
Walaupun pendekatan tradisional tidak mempunyai verifikasi yang memadai bersifat konvensional,hal ini melengkapi pendalaman kita tentang penalaran.Dengan berdasarkan sifat-sifat dasar akuntansi dimana akuntansi merupakan seni pencatatan,penggolongan ,peringkasan kerjadian-kejadian transaksi dengan cara berdaya guna dalam bentuk satuan moneter dan pengintreprestasian hal tersebut (Komite Termonilogi AICPA) atau aktivitas jasa (Berkaoui Ahmad),akuntansi berkembang menjadi lebih konprehensif dengan berbagai perpektif awal yang menetukan bagaimana teori akuntansi menjadi lebih fleksibel.

I. Sifat Dasar Akuntansi
Komite terminology AICPA mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :
 Akuntansi adalah seni pencatatan,penggolongan dan peringkasan transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya guna dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut.
Pada perkembangan saat ini,akuntansi didefinisikan dengan mengacu konsep informasi :
 Akuntansi adalah aktivitas jasa.fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif,terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi dalam membuat pilihan diantara alternative tindakan yang ada.

Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi.Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi,akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan.Pandangan-pandangan tersebut adalah :
 akuntansi sebagai bahasa
 akuntansi sebagai catatan peristiwa masa lalu
 akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini
 akuntansi sebagai system informasi
 akuntansi sebagai komoditas
 akuntansi sebagai ideology

beberapa penjelasan dan dasar akuntansi telah kita pelajari dan saat itu kita mengenal akuntansi secara lebih dalam, Karena akuntansi mempunyai sifat dan karakteristik yang membangunnya,


II. Hakekat Akuntansi antara lain :

1) Akuntansi sebagai sebuah ideology
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis-sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan social, ekonomi, dan politik saat ini. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos, symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang di dalamnya agen-agen social dapat saling berinteraksi.Kedua pandangan ini mewujud dalam pandangan umum bahwa akuntansi juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat system kapitalisme (Weber).

2) Akuntansi sebagai sebuah bahasa
Pengakuan akuntansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen:
 Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa dan
 Tata Bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis.

3) Akuntansi sebagai catatan peristiwa masa lalu
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan data transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Catatan akuntansi menyediakan pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang disediakan pemilik. Pengukuran konsep tanggungjawab telah dikembangkan dari waktu ke waktu.
Periode pure custodial dan traditional custodial mengacu pada kepentingan agen mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal yang menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan.
Periode asset-utilization mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian asset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Periode open-ended mengacu pada kemungkinan agen merencanakan aliran pemanfaatan asset.

4) Akuntansi sebagai realita ekonomi saat ini
Akuntansi telah dipandang sebagai bahas bisnis,Akuntansi merupakan cara untuk pengkomunikasian infomasi tentang bisnis terhadap orang-orang yang berkepentingan.
Persepsi akuntansi meruapakan bahasa juga diakui oleh profesi akuntansi,yang mengpublikasikan bulletin terminology akuntansi.Hal ini dinyatakan dalam literature empiris yang berusaha mengukur hubungan konsep-konsep akuntansi.
5) Akuntansi sebagai system infomasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris,hal ini diungkapkan dari beberapa pandangan :
 Pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi,
 Pandangan ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.

6) Akuntansi sebagai komoditas
Sebagai sebuah komoditas umum,akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan yang berdampak terhadap kebijakan umu dan memantau seluruh bentuk perjanjian antar organisasi dengan lingkungannya.
Munculnya pandangan akuntansi sebagai komoditas sekali lagi menyajikan sebuah contoh yang membuktikan ketentuan bahwa pemikiran akuntansi memiliki kandungan social.
Hal ini telah muncul pada era menjamurnya peraturan dan meningkatnya perhatian terhadap kepentingan umum dalam situasi langkanya sumber daya dan banyaknya penawaran yang bersaing.Keadaan ini menyajikan dasar pemikiran bagi kebijakan-kebijakan akuntansi agar menambah alokasi sumber daya dalam pelayanan terhadap kepentingan umum.

III. Penyusunan dan Pembukuan Teori
Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam bidang spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implicit yang terdiri dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan logika yang dikandungnya.
PABU(Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima Umum) mengarahkan profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktek terbaik. Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya.
Jika suatu teori bersifat matematis, pembuktian sebaiknya diprediksi melalui konsistensi logis. Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau social, pembuktiannya sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.

IV. Sifat Dasar Akuntansi
Pada awalnya tidak ada teori akuntansi yang komprehensif. Banyak teori muncul karena dipakainya pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari upaya pengembangan teori yang sudah ada sebelumnya dan bersifat setengah jadi (middle range), daripada melalui pengembangan suatu teori Namun ada beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya.
E.S Hendrikson mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang
 menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktek akuntansi dapat dinilai,
 mengarahkan pengembangan praktek dan prosedur baru.McDonald berargumen bahwa akuntansi menggunakan penyajian secara simbolis atau symbol ‘debit’, ‘kredit’, dan semua terminology yang digunakan merupakan symbol yang pantas dan unik untuk bidang akuntansi; akuntansi menggunakan aturan penerjemahan, penyandian (penyajian kejadian dan transaksi ekonomi secara simbolis) merupakan suatu proses pengubahan ke dan dari symbol-simbol; dan akuntansi menggunakan aturan manipulasi, teknik-teknik untuk menetapkan profit sebaiknya didasarkan pada aturan untuk memanipulasi symbol-simbol akuntansi.
V. Metodologi formulasi-formulasi Akuntansi
Suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian di antara praktik dan penelitian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi: deskriptif, dan normative. Teori akuntansi deskriptif menggunakan metodologi secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi dan merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan praktek-praktek akuntansi
teori akunatansi normative merupakan sebuah upaya untuk menilai sejumlah praktek yang seharusnya dapat digunakan. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Bussiness Enterprise (Paul Grady), Accounting Priciples Board (APB) Statement No 4 merupakan bentuk pendekatan deskriptif dalam akuntansi. A Statement of Basic Accounting Theory (American Accounting Association) merupakan bentuk pendekatan normative dari akuntansi.
VI. Pendekatan-pendekatan untuk Formulasi sebuah Akuntansi
Pendekatan tradisional untuk menyusun sebuah teori akuntansi antara lain :
1. Pendekatan Non-teoritis, berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter. Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi.
2. Pendekatan Teoritis
 Deduktif
Pendekatan ini dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi dan kedua teknik-teknik akuntansi).
 Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip akuntansi dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang. Argumentansi induktif dikatakan membawa keterangan-keterangan yang bersifat khusus (informasi yang menggambarkan hubungan berulang-ulang) ke suatu bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi).
3. Etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan fairness sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, dan tidak memihak.

4. Sosiologis
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat social yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi yang merupakan perluasan konsep kewajaran yang dinamakan social welfare (kesejahteraan social). Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai social yang mapan yang dapat digunakan sebagai criteria dalam penyusunan teori akuntansi.

5. Ekonomis
Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktek akuntansi. Criteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi dan pemilihan teknik-teknik akuntansi harus bergantung pada konsekuensi ekonomik.

6. Ekletik
Pendekatan ini merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

0 komentar: